Langkah-Langkah 3M Plus untuk Mengendalikan Aedes aegypti secara Komprehensif. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi tantangan besar di Indonesia dan kawasan tropis lain.
Karena vektornya—nyamuk Aedes aegypti—mudah berkembang biak di lingkungan rumah dan sekitar, maka strategi pencegahan yang sederhana namun konsisten sangatlah penting. Salah satu pendekatan yang telah terbukti efektif di lapangan adalah gerakan 3M Plus (Menguras – Menutup – Mengubur/ Mendaur ulang, ditambah “Plus” tindakan‐tambahan) dalam rangka kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Kali ini akan menguraikan secara detail langkah-langkah 3M Plus, mengapa tiap langkah itu penting, bagaimana menerapkannya di rumah dan lingkungan, serta insight terkini dari studi‐lapangan dan kebijakan di Indonesia.
Apa itu 3M Plus?
Istilah 3M merujuk kepada tiga tindakan utama:
- Menguras
- Menutup
- Mengubur atau Mendaur ulang
Sedangkan kata Plus menunjukkan tambahan tindakan preventif lainnya yang mendukung upaya dasar tersebut—misalnya penggunaan larvasida, repellent, kelambu, edukasi masyarakat, surveilans jentik, dan seterusnya. Penerapan 3M Plus ini ditekankan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebagai bagian dari program PSN untuk mengendalikan DBD.
Berikut beberapa poin penting terkait 3M Plus:
- 3M (Menguras, Menutup, Mengubur) adalah pondasi dasar yang menargetkan sarang‐nyamuk (wadah air, genangan, barang bekas) yang menjadi tempat berkembang biak Aedes aegypti.
- “Plus” merujuk pada tindakan tambahan, baik perlindungan terhadap gigitan nyamuk, penggunaan teknik atau bahan pengendalian vektor, maupun penguatan perilaku masyarakat.
- Studi empiris menunjukkan bahwa pelaksanaan 3M Plus yang konsisten berhubungan dengan penurunan jumlah jentik, dan juga menurunkan insiden DBD.
- Program ini harus dilakukan secara berkelanjutan, tidak hanya saat musim hujan, karena Aedes aegypti bisa berkembang biak hampir sepanjang tahun jika kondisi mendukung.

Dengan pemahaman ini, selanjutnya kita uraikan setiap bagian 3M (dan bagian Plus) secara terperinci.
1. Menguras
Menguras berarti membersihkan dan mengosongkan secara rutin tempat‐penampungan air yang dapat menampung jentik nyamuk.
Mengapa penting
Nyamuk Aedes aegypti membutuhkan wadah air jernih yang diam untuk bertelur dan berkembang biak. Bahkan air yang hanya sedikit dan tergenang dalam waktu singkat dapat menjadi tempat berkembang. Oleh karena itu, menguras wadah air secara rutin akan memutus siklus hidup nyamuk.
Menurut pedoman, dinding bak atau penampungan air harus digosok untuk menghilangkan telur nyamuk yang menempel.
Langkah‐langkah praktis
Berikut panduan praktis untuk melakukan menguras dengan benar:
- Identifikasi seluruh wadah penampungan air di rumah: ember, bak mandi, drum bekas, toren (tandon air), kendi, dispenser air, tempat penampungan air minum, dan lain-lain.
- Kosongkan air di wadah‐wadah yang tidak sedang digunakan. Jika digunakan secara rutin, maka lakukan pengurasan minimal 1 minggu sekali atau lebih sering saat musim hujan/pancaroba. Pedoman menyebutkan bahwa saat musim hujan atau pancaroba, frekuensi pengurasan perlu ditingkatkan.
- Setelah dikuras, bersihkan sisi dalam wadah (dinding, sela-sela) dengan sikat atau sikat lembut agar telur yang menempel dari generasi sebelumnya dapat dihilangkan.
- Pastikan setelah pengurasan, air yang kembali digunakan adalah air bersih dan jika memungkinkan, ditutup rapat (akan dibahas di bagian “Menutup”).
- Perhatikan wadah yang tersembunyi atau sering terlupakan: misalnya dispenser air cadangan, pot bunga dengan tatakan air, baskom di balkon, wadah minum hewan peliharaan yang dibiarkan penuh terus.
- Buat jadwal keluarga atau RT/RW untuk “hari menguras” rutin sehingga menjadi kebiasaan; misalnya setiap Jumat sore lakukan pengecekan dan pengurasan.
Hal yang perlu diperhatikan
- Pengurasan tidak cukup sekali tanpa pendidikan – perlu dilengkapi edukasi supaya anggota keluarga atau lingkungan sadar akan pentingnya rutin.
- Jika penampungan air sulit dikuras (misalnya sangat besar atau sumbat), mungkin perlu dipertimbangkan larvasida atau tindakan tambahan (yang masuk bagian Plus).
- Pastikan setelah pengurasan, wadah tidak langsung dibiarkan kosong terlalu lama hingga menjadi tempat tergenang kembali saat hujan.
2. Menutup
Menutup adalah tindakan kedua dalam 3M yang berarti menutup rapat wadah penampungan air sehingga nyamuk tidak bisa masuk bertelur, atau menutup wadah bekas yang tidak digunakan.
Mengapa penting
Walaupun sudah dikuras, jika wadah tetap terbuka, nyamuk Aedes aegypti bisa masuk kembali dan bertelur. Menutup penampungan air secara rapat akan menghalangi akses nyamuk ke air dan mencegah siklus hidupnya.
Langkah‐langkah praktis
- Pastikan semua penampungan air seperti toren, drum, kendi, ember besar yang digunakan untuk cadangan air ditutup rapat dengan tutup yang tidak mudah dibuka oleh anak kecil atau binatang.
- Jika tutup rapat tidak tersedia, maka dapat menggunakan kasa atau jaring halus untuk menutup bagian atas wadah.
- Untuk wadah‐wadah yang tidak digunakan, selain menutup bisa juga dikosongkan dan disimpan dalam kondisi tertutup atau dipindahkan ke tempat yang aman sehingga tidak tergenang air hujan.
- Periksa juga tutup‐tutup yang rusak atau bocor, gantilah segera agar tetap efektif dalam proses penutupan wadah.
- Mengombinasikan menutup dengan pengurasan secara rutin akan meningkatkan efektivitas pencegahan.
- Sosialisasikan pada anggota keluarga dan tetangga bahwa “wadah terbuka = target nyamuk”. Dorong agar semua penampungan tertutup.
Catatan tambahan
- Penutupan wadah harus dilakukan terus-menerus, bukan sekali lalu dilupakan.
- Untuk wadah di luar rumah yang sulit ditutup (misalnya pot bunga atau tatakan) bisa dipindahkan ke dalam ruangan atau dibuat sistem drainase agar tidak menampung air.
- Tutup juga selokan, talang atap atau saluran air yang memungkinkan genangan air dan bisa menjadi tempat nyamuk bertelur.
3. Mengubur / Mendaur Ulang (Mengubur / Memanfaatkan Kembali)
Tindakan ketiga dari 3M adalah Mengubur atau Mendaur Ulang—yakni menyingkirkan barang‐bekas yang bisa menampung air atau memperbaiki kondisi lingkungan agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
Mengapa penting
Banyak kasus DBD terkait dengan keberadaan banyak barang bekas atau wadah tidak terpakai yang menampung air hujan atau air stagnan. Barang-barang seperti ban bekas, kaleng, botol plastik besar kecil, karung bekas, pot tanaman kosong dengan tatakan yang berisi air, sering terlupakan. Dengan mengubur atau memanfaatkan kembali barang‐bekas tersebut, berarti kita menghilangkan potensi tempat berkembangbiak nyamuk.
Langkah‐langkah praktis
- Identifikasi barang-barang bekas di lingkungan rumah atau sekitar: ban mobil bekas, botol plastik besar, kaleng, ember rusak, pot kosong, mainan luar ruangan yang sudah lama tidak digunakan.
- Barang‐barang yang tidak dipakai lagi dan tidak memungkinkan untuk dimanfaatkan ulang harus dibuang atau dikubur di dalam tanah, agar tidak menampung air hujan.
- Barang yang bisa dimanfaatkan kembali (reuse) atau didaur ulang (recycle) sebaiknya dirapikan dan ditempatkan di lokasi yang terlindungi agar tidak terkena hujan langsung atau menampung air.
- Pastikan tempat penyimpanan barang bekas berada di area terlindungi, atau dilengkapi tutup atau drainase agar tidak ada genangan air.
- Ajak tetangga atau komunitas RT/RW untuk membersihkan lingkungan sekitar, melakukan aksi gotong-royong membuang atau menata barang bekas sehingga lingkungan terbebas potensi sarang nyamuk.
Catatan tambahan
- Aksi mengubur atau mendaur ulang harus dilakukan secara berkala—lingkungan terus berkembang dan barang-bekas baru bisa muncul sewaktu-waktu.
- Jangan lupa area publik: taman, sekolah, tempat ibadah, yang sering dipakai masyarakat—pastikan barang-bekas dan genangan tidak muncul di sana juga.
- Sosialisasi bahwa barang bekas yang menampung air = target gerakan 3M.
4. “Plus” – Tindakan Tambahan yang Mendukung
Bagian “Plus” dalam 3M Plus mencakup berbagai langkah tambahan yang tidak hanya menargetkan sarang nyamuk, tapi juga melindungi manusia dari gigitan nyamuk, memperkuat perilaku masyarakat, dan memperbaiki kondisi lingkungan secara lebih luas.
Mengapa bagian Plus penting
Meskipun 3M dasar sudah dilakukan, terkadang masih terdapat risiko karena faktor‐lain: nyamuk bisa masuk rumah, beberapa wadah sulit dikuras atau ditutup, kondisi lingkungan sekitar masih mendukung nyamuk. Oleh karena itu, tindakan tambahan dibutuhkan agar kontrol vektor menjadi lebih efektif. Kebijakan Kemenkes menyebutkan bahwa Plus mencakup langkah-langkah seperti menggunakan larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, memasang kelambu, menggunakan obat anti-nyamuk, memperbaiki ventilasi/ pencahayaan rumah, dan sebagainya.
Ikhtisar Tindakan Plus
Berikut tindakan tambahan yang bisa dilakukan dalam rangka 3M Plus:
- Menaburkan larvasida pada penampungan air yang sulit dikuras atau sulit ditutup. Larvasida membantu membunuh jentik nyamuk sebelum menjadi nyamuk dewasa.
- Menggunakan obat atau lotion anti-nyamuk (repellent) untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk, terutama saat aktivitas di luar rumah atau saat nyamuk aktif.
- Memasang kelambu (mosquito net) saat tidur, terutama bagi anak atau orang yang sakit, agar terhindar dari gigitan nyamuk malam atau siang hari. Meskipun Aedes aegypti aktif siang hari, namun kelambu tetap dapat membantu terutama di daerah yang banyak nyamuk.
- Memelihara ikan pemakan jentik di bak air atau kolam kecil-yang mungkin tidak dikuras setiap minggu—ikan seperti guppy atau ikan tertentu bisa memakan jentik nyamuk.
- Memperbaiki ventilasi dan pencahayaan rumah: Nyamuk Aedes cenderung beristirahat di sudut rumah yang gelap dan lembap. Dengan rumah yang terang, bersih, dan memiliki aliran udara yang baik maka tekanan populasi nyamuk akan berkurang.
- Menanam tanaman pengusir nyamuk: walaupun efektivitasnya terbatas sebagai satu-satu metode, namun bisa menjadi pelengkap lingkungan rumah yang rapi dan “bersih”.
- Gerakan masyarakat / komunitas: seperti “1 Rumah 1 Jumantik (Juru Pemantau Jentik)” yang digagas oleh Kemenkes sebagai bagian pendukung pelaksanaan PSN 3M Plus.
- Pendidikan dan komunikasi risiko: Membuat warga sadar bahwa pengendalian nyamuk bukan hanya tugas petugas kesehatan, melainkan tanggung-jawab bersama. Studi mengingatkan bahwa perilaku 3M Plus yang rendah berkaitan dengan tingginya kejadian DBD.
Cara mengintegrasikan Plus dalam kehidupan sehari-hari
- Saat melakukan rutin “menguras/menutup/ mengubur”, tambahkan pengecekan “apakah ada bak air yang sulit dikuras sehingga perlu larvasida?”
- Siapkan repellent atau lotion anti-nyamuk sebagai bagian dari “paket rumah tangga” terutama menjelang musim hujan atau saat ada laporan peningkatan kasus DBD di wilayah Anda.
- Bentuk tim kecil di lingkungan: misalnya kelompok anak atau ibu-ibu untuk menjadi “jumantik lingkungan” yang memantau jentik dan melaporkan wadah berisiko.
- Gunakan media sosial atau grup komunitas untuk mengingatkan anggota lingkungan agar tetap melakukan 3M Plus—misalnya pengumuman melalui chat RT “Hari Jumat cek genangan + obat nyamuk”.
- Libatkan sekolah, tempat ibadah, dan fasilitas umum agar mereka juga mengetahui dan menerapkan 3M Plus di lokasi mereka.
5. Strategi Pelaksanaan dan Tips Sukses
Agar 3M Plus dapat berjalan efektif, berikut strategi dan tips yang bisa diterapkan:
- Buat jadwal rutin: misalnya setiap minggu lakukan “inspeksi genangan” di rumah dan lingkungan; buat checklist sederhana.
- Libatkan seluruh anggota keluarga: anak-anak dapat dilibatkan sebagai “pengawas genangan” agar mereka merasa memiliki tanggung-jawab.
- Pastikan partisipasi lingkungan: keberhasilan 3M Plus tidak hanya di satu rumah, tapi tetangga dan lingkungan sekitar juga harus sadar. Jika satu rumah bersih namun tetangga tidak, potensi nyamuk tetap tinggi. Studi di sejumlah wilayah menunjukkan hubungan antara pelaksanaan 3M Plus yang rendah dengan keberadaan jentik yang tinggi.
- Gunakan musim hujan sebagai trigger: Komunikasikan bahwa musim hujan dan pancaroba adalah periode kritis karena curah hujan meningkat, genangan lebih banyak muncul—maka intensitas 3M Plus perlu ditingkatkan.
- Edukasi dan sosialisasi terus-menerus: Warga perlu terus diingatkan bahwa DBD dapat menyebabkan komplikasi serius, dan tindakan kecil seperti 3M Plus dapat menyelamatkan. Artikel 2024/2025 menunjukkan bahwa ketika kampanye dilakukan, partisipasi masyarakat meningkat.
- Monitoring dan evaluasi: Catat jumlah wadah potensi genangan, jumlah jentik (bila memungkinkan), dan kejadian DBD di lingkungan Anda. Hal ini membantu melihat apakah tindakan yang Anda lakukan efektif.
- Kolaborasi lintas sektor: Pemerintah daerah, instansi kesehatan, sekolah, perusahaan lokal dapat bekerja sama untuk mengadakan program kampanye 3M Plus—contoh program CSR dan edukasi bersama di kota Malang tahun 2025.
6. Tantangan, Hambatan, dan Solusi
Walaupun 3M Plus memiliki banyak manfaat, pelaksanaannya sering menghadapi tantangan. Berikut beberapa hambatan umum dan solusi yang bisa diterapkan:
Hambatan
- Kurangnya kesadaran atau perilaku masyarakat yang belum terbiasa “cek genangan/bersih sarang nyamuk”. Banyak orang hanya sadar saat ada laporan kasus DBD atau saat musim hujan tiba.
- Wadah air yang sulit dikuras atau ditutup, misalnya tandon air besar, atau pot bunga di luar rumah yang sering dipakai.
- Kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung: got dan saluran air tersumbat, banyak barang bekas, lingkungan ramai yang sulit dikontrol satu-persatu.
- Sumber daya terbatas (waktu, tenaga, komitmen) dari warga; atau kurangnya dukungan dari otoritas lokal.
- Persepsi bahwa “fogging saja cukup” atau “nyamuk hanya di luar rumah” sehingga pengendalian di rumah sendiri dikesampingkan.
Solusi
- Edukasi berkelanjutan: kampanye terus-menerus dengan pesan sederhana (menguras, menutup, mengubur + plus) agar menjadi kebiasaan.
- Aksi bersama lingkungan: kampanye gotong-royong, tetangga memantau bersama. Hal ini meningkatkan motivasi dan efektivitas.
- Prioritaskan area atau wadah berisiko tinggi: identifikasi tempat yang paling rawan kemudian fokus di situ terlebih dahulu (misalnya tandon air, pot luar, ban bekas).
- Integrasikan 3M Plus ke dalam rutinitas keluarga dan sekolah: contohnya “setiap Sabtu pagi cek genangan” atau “anak sekolah 1× seminggu memeriksa pot bunga di kelas”.
- Dukungan pemerintah dan institusi: menyediakan bahan edukasi, larvasida subsidi, pelatihan kader jumantik, kampanye media massa.
- Monitoring hasil: jika jumlah jentik atau kasus DBD menurun di lingkungan Anda, tunjukkan hasilnya sebagai motivasi—jika tidak, evaluasi ulang tindakan Anda.
7. Informasi Terkini dan Relevansi
Beberapa poin perkembangan terkini yang membuat pelaksanaan 3M Plus semakin relevan:
- Kasus DBD di Indonesia kembali menunjukan tren peningkatan. Misalnya, berita Maret 2024 menyebut bahwa di Jakarta kasus sudah sekitar 500 di satu wilayah dan pemerintah meminta warga memperkuat 3M Plus.
- Banyak penelitian lokal yang menunjukkan bahwa perilaku 3M Plus yang baik berhubungan erat dengan penurunan jentik atau kasus DBD. Contoh: di Kabupaten Cirebon, perilaku 3M Plus yang rendah meningkatkan risiko kasus.
- Kolaborasi swasta dan pemerintah dalam program edukasi 3M Plus mulai meningkat. Contoh: program CSR “Mosquito-Free, Healthy Family & Dengue-Free” di Malang tahun 2025.
- Teknologi dan metode pengendalian vektor semakin berkembang (seperti penggunaan Wolbachia, surveilans berbasis digital), namun dasar 3M Plus tetap penting karena mudah diterapkan masyarakat dan berbiaya rendah.
- Iklim dan perubahan lingkungan kota terus menjadi tantangan—urbanisasi, genangan air baru, sistem drainase yang buruk—maka intervensi komunitas melalui 3M Plus menjadi sangat kritikal.
8. Ringkasan dan Pesan Penutup
Gerakan 3M Plus (Menguras – Menutup – Mengubur/Mendaur ulang + Tindakan Tambahan) adalah strategi yang sederhana namun sangat kuat untuk mengendalikan nyamuk Aedes aegypti dan mencegah DBD. Kuncinya bukan hanya tahu, tetapi melakukan secara teratur dan kotinu.
Untuk sukses, semua elemen dimiliki:
- Rumah tangga sadar dan rutin melakukan tiga langkah dasar.
- Lingkungan sekitar ikut aktif—tetangga dan komunitas sadar bersama.
- Tindakan tambahan (Plus) melengkapi strategi agar lebih aman.
- Monitoring dan evaluasi agar kita tahu apakah langkah kita berhasil atau perlu disesuaikan.
- Edukasi terus-menerus agar tindakan ini menjadi bagian dari gaya hidup (habit) dan bukan hanya kampanye sementara.
Mari ambil peran aktif: mulailah dari rumah Anda—lantas ajak tetangga, teman, sekolah, dan komunitas Anda untuk ikut. Setiap ember yang dikuras, setiap tandon yang ditutup, setiap barang bekas yang dibuang atau didaur ulang = potensi nyamuk Aedes aegypti berkurang = risiko DBD menurun.
