Gejala Awal Hipertensi pada Dewasa yang Sering Diabaikan

Gejala Awal Hipertensi pada Dewasa yang Sering Diabaikan

Gejala Awal Hipertensi pada Dewasa yang Sering Diabaikan. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu masalah kesehatan paling umum di dunia, khususnya pada usia dewasa. Berdasarkan data WHO, sekitar 1,28 miliar orang dewasa di dunia mengalami hipertensi, namun hanya sekitar 46% yang menyadarinya dan mendapatkan pengobatan.

Di Indonesia sendiri, hipertensi termasuk penyebab utama kematian dan penyakit kronis seperti stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal.

Salah satu tantangan terbesar dalam mengatasi hipertensi adalah karena gejalanya kerap tidak dirasakan hingga kondisi menjadi serius. Oleh karena itu, mengenali gejala awal hipertensi pada dewasa menjadi langkah penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang.

Baca juga:

Apa Itu Hipertensi?

Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah dalam arteri meningkat secara abnormal. Tekanan darah normal berkisar di angka 120/80 mmHg. Ketika tekanan darah secara konsisten berada di atas 130/80 mmHg, seseorang dikategorikan mengalami hipertensi.

Hipertensi dibagi menjadi dua jenis utama:

  • Hipertensi primer (esensial): tidak diketahui penyebab spesifiknya, namun berkaitan dengan faktor usia, gaya hidup, dan genetika.
  • Hipertensi sekunder: disebabkan oleh kondisi medis tertentu seperti gangguan ginjal, gangguan hormonal, atau penggunaan obat tertentu.
beritasehat.com

Gejala Awal Hipertensi pada Orang Dewasa

Berikut adalah gejala awal hipertensi yang perlu diwaspadai, terutama jika Anda telah berusia di atas 30 tahun atau memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi.

1. Sakit Kepala Berulang

Sakit kepala adalah salah satu gejala klasik dari tekanan darah tinggi. Biasanya terasa di bagian belakang kepala atau pada pagi hari saat bangun tidur. Walaupun sakit kepala bisa disebabkan banyak hal, jika Anda mengalaminya terus-menerus, sebaiknya periksa tekanan darah Anda.

2. Pusing atau Kepala Terasa Berat

Pusing atau perasaan tidak seimbang sering dirasakan penderita hipertensi. Hal ini terjadi karena aliran darah ke otak terganggu akibat tekanan yang tidak stabil dalam pembuluh darah.

3. Penglihatan Kabur

Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di mata, menyebabkan gangguan penglihatan seperti penglihatan kabur, ganda, atau bahkan kehilangan penglihatan sementara.

4. Detak Jantung Tidak Teratur

Beberapa orang merasakan detak jantung lebih cepat dari biasanya (palpitasi), terasa seperti jantung berdebar-debar tanpa sebab. Ini bisa menjadi tanda bahwa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah karena tekanan darah tinggi.

5. Mudah Lelah

Penderita hipertensi sering kali merasa mudah lelah meskipun tidak melakukan aktivitas berat. Ini disebabkan karena organ-organ tubuh, termasuk jantung, dipaksa bekerja lebih keras dari biasanya.

6. Sesak Napas

Pada kasus tertentu, hipertensi bisa menimbulkan sesak napas akibat gangguan pada jantung atau paru-paru. Gejala ini harus segera ditindaklanjuti karena bisa menjadi tanda awal gagal jantung.

7. Mimisan Tanpa Sebab Jelas

Meski jarang, mimisan bisa menjadi tanda tekanan darah terlalu tinggi hingga pembuluh darah di hidung pecah. Jika Anda sering mengalami mimisan tanpa sebab yang jelas, segera lakukan pemeriksaan tekanan darah.

8. Wajah Memerah

Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan pembuluh darah melebar dan membuat wajah tampak lebih merah. Gejala ini biasanya disertai sensasi hangat di wajah atau kepala.

Faktor Risiko Hipertensi pada Dewasa

Selain mengenali gejala, penting untuk memahami faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko hipertensi:

  • Usia: Risiko meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 40 tahun.
  • Gaya hidup tidak sehat: Konsumsi garam berlebihan, kurang olahraga, dan kebiasaan merokok sangat berkontribusi pada tekanan darah tinggi.
  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Stres berlebihan
  • Riwayat keluarga dengan hipertensi
  • Konsumsi alkohol dan kafein berlebihan
  • Kurang tidur atau gangguan tidur (seperti sleep apnea)

Pentingnya Deteksi Dini

Hipertensi sering disebut sebagai “silent killer” karena banyak penderita yang tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit ini hingga terjadi komplikasi serius. Maka dari itu, deteksi dini sangat penting. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin, terutama bagi yang berusia di atas 30 tahun, adalah langkah pencegahan terbaik.

Bila gejala-gejala awal seperti di atas muncul, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Deteksi dini memungkinkan penanganan lebih cepat dan mencegah kerusakan organ.

Komplikasi Akibat Hipertensi yang Tidak Terkontrol

Jika tidak ditangani dengan baik, hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, di antaranya:

  • Stroke: Akibat pecah atau tersumbatnya pembuluh darah di otak.
  • Penyakit jantung: Termasuk gagal jantung dan serangan jantung.
  • Kerusakan ginjal: Hipertensi dapat merusak pembuluh darah di ginjal sehingga menyebabkan gagal ginjal kronis.
  • Gangguan penglihatan: Kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan.
  • Aneurisma: Pelebaran abnormal pada pembuluh darah yang dapat pecah kapan saja.

Langkah Pencegahan Hipertensi

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan sejak dini:

  • Kurangi konsumsi garam: Idealnya kurang dari 5 gram per hari.
  • Perbanyak konsumsi sayur dan buah segar
  • Olahraga secara teratur: Minimal 30 menit sehari, 5 kali seminggu.
  • Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol
  • Kelola stres dengan baik: Coba meditasi, yoga, atau hobi menyenangkan.
  • Pantau tekanan darah secara rutin
  • Tidur cukup dan berkualitas

Tips Singkat Menjaga Tekanan Darah Normal

  • Minum air putih minimal 8 gelas per hari.
  • Hindari makanan instan dan makanan tinggi lemak trans.
  • Gunakan rempah-rempah seperti bawang putih, kunyit, dan jahe untuk membantu mengontrol tekanan darah.
  • Lakukan relaksasi 10–15 menit setiap hari.
  • Periksa tekanan darah setidaknya sebulan sekali.

Kesimpulan

Gejala awal hipertensi pada dewasa sering kali muncul secara halus dan tidak spesifik. Namun, dengan memperhatikan tanda-tanda seperti sakit kepala, pusing, detak jantung cepat, dan mudah lelah, kita bisa lebih waspada terhadap risiko tekanan darah tinggi. Gaya hidup sehat, kontrol rutin, dan pemahaman tentang faktor risiko dapat membantu mencegah serta menangani hipertensi sebelum menimbulkan komplikasi serius.

Jangan tunggu gejala memburuk. Jika Anda mencurigai adanya tanda-tanda hipertensi, segeralah berkonsultasi dengan tenaga medis. Kesehatan adalah investasi jangka panjang yang tak ternilai harganya.

Baca juga: Mengenal Baby Blues dan Cara Mengatasinya dengan Dukungan Keluarga